Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Penyebab Hutan Gundul di Indonesia

Apa yang menjadi penyebab hutan gundul itu? Hutan atau kerap disebut dengan paru-paru dunia adalah tempat dimana kumpulan pohon dan tumbuhan lainnya dengan berbagai variasi jenis berkumpul. Fungsi hutan sangat penting bagi bumi. 

Tanpa adanya hutan, jumlah pohon yang ada di bumi tidak cukup untuk menghasilkan gas O2 bagi fotosintesis. Jadi, fungsi hutan sangat besar bagi kelangsungan hidup spesies di bumi. Selain itu, hasil komoditi hutan seperti kayu memiliki peran penting bagi perekonomian bangsa.

Dibandingkan beberapa puluh tahun yang lalu, jumlah pohon yang ada di hutan saat ini telah mengalami penurunan drastis. Bahkan, jika ratusan tahun yang lalu hutan dan pohon masih melingkupi sebagian besar wilayah bumi, kini hanya ditemui di beberapa tempat saja. Dampaknya, banyak spesies baik tumbuhan maupun hewan yang punah.

Pasca membumbungnya peristiwa global warming yang kini menjadi isu hangat mengenai lingkungan, perhatian masyarakat pada hutan pun mulai meningkat. Masyarakat mulai peduli dengan ancaman hutan gundul, sehingga gerakan penghijauan mulai dilakukan di sana-sini dengan harapan mengurangi kemungkinan bertambah parahnya efek pemanasan global dan kerusakan lingkungan lainnya.

Hutan gundul di Indonesia

Penyebab Hutan Gundul di Indonesia
credit:instagram@bumee_id

Indonesia memiliki beragam jenis hutan, seperti hutan bakau di wilayah pantai, hutan sabana di Nusa Tenggara, hutan rawa di Kalimantan, hutan hujan tropis di Sumatera, hutan musim, hutan wisata, hutan lindung, dan hutan produksi. 

Masing-masing jenis hutan ini memiliki fungsinya masing-masing, misalnya, hutan lindung berfungsi untuk melindungi tumbuhan. Di sisi lain, hutan tersebut juga mencegah erosi dan menyimpan air.

Fenomena hutan gundul bukan menjadi sesuatu yang aneh lagi, karena di Indonesia pun, yang memiliki banyak hutan besar juga didapati hutan gundul. Contoh hutan gundul di Indonesia adalah hutan rawa gambut di Riau dan Kalimantan. 

Gundulnya hutan di Indonesia tidak lain disebabkan oleh manusia. Miris, memang. Akibat penebangan secara liar, fungsi hutan yang begitu penting bagi bumi menjadi terganggu sehingga secara tidak langsung menyebabkan perubahan iklim dan meningkatkan pemanasan global.

Kerusakan hutan di Indonesia semakin lama semakin meningkat. Bahkan, hutan di wilayah Papua pun turut terancam. Jika hal ini terus dibiarkan, lingkungan tidak hanya rusak, tetapi kesejahteraan penduduk juga terancam. 

Hutan yang gundul juga dapat meningkatkan peluang terjadinya banjir bandang, seperti yang terjadi di Sampang dan Pusuk. Hal itu dapat terjadi karena fungsi hutan yang seharusnya meresap air menjadi hilang seiring dengan musnahnya pepohonan di dalam hutan, sehingga ketika hujan turun, air langsung mengalir tanpa mengalami peresapan di tanah secara maksimal.

Penyebab hutan gundul

Penggundulan hutan atau deforestasi adalah proses yang mengubah tatanan pohon, termasuk melakukan pemotongan pohon di suatu tempat, mengambil kayu dari hutan, dan pembakaran hutan. Deforestasi menjadi masalah yang serius sejak populasi penduduk meningkat dengan tajam. 

Seiring dengan bertambahnya populasi penduduk, kebutuhan pun juga turut mengalami peningkatan sehingga dibutuhkan sumber daya alam yang lebih banyak. Masyarakat pun memenuhi kebutuhannya dengan mengambil dari hutan.

Penyebab deforestasi seringkali dihubungkan dengan kemiskinan, sehingga di mana ada kemiskinan, peluang untuk melakukan kejahatan akan semakin besar, termasuk menjarah kekayaan hutan. 

Beberapa faktor penyebab deforestasi diantaranya:

1. Faktor ekonomi masyarakat

Tidak dapat dipungkiri bahwa hasil komoditi hutan memberi pundi-pundi rupiah yang cukup besar. Dengan dalih tersebut, banyak masyarakat yang memiliki pemahaman kurang, rela mengeruk semua hasil hutan tanpa mempertimbangkan akibat selanjutnya. 

Misalnya saja, perluasan hutan untuk penanaman kelapa sawit yang harus dilakukan dengan membuka lahan gambut.

Di sisi lain, kesejahteraan masyarakat yang mengambil sumber daya hutan tersebut memang meningkat, tetapi dampaknya seluruh dunia ikut merasakan. Fungsi hutan menjadi tak ubahnya seperti lahan pertambangan yang dapat terus dikeruk. Padahal untuk memulihkan kondisi hutan seperti semula dibutuhkan waktu yang tidak singkat.

2. Pengalihfungsian hutan menjadi tempat tinggal

Penyebab hutan gundul yang lain adalah karena pengalihfungsian hutan. Fungsi hutan yang seharusnya menampung berbagai jenis pohon untuk menyimpan persediaan air dan tempat resapan menjadi hilang. 

Semakin bertambahnya jumlah penduduk, peluang untuk mengubah hutan menjadi tempat tinggal semakin besar. Banyak pepohonan di hutan yang ditebang untuk membuat rumah dan memenuhi kebutuhan manusia yang lain.

3. Kebakaran hutan

Kebakaran hutan dapat terjadi karena ulah manusia dan alam. Faktor alam yang biasanya menyebabkan kebakaran hutan adalah sambaran petir. Di televisi kerap kita temukan berita yang membahas kebakaran hutan hingga menimbulkan polusi sampai negara tetangga. 

Tentunya kebakaran ini bukan hal remeh yang bisa disepelekan karena kebakaran pada suatu hutan sangat cepat menjalar sehingga mampu ‘membunuh’ banyak pohon. Beberapa contoh kasus kebakaran hutan yang pernah terjadi di Indonesia adalah kebakaran hutan di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur.

4. Penebangan hutan secara liar

ilegal-logging
credit:instagram@pandemicovid19_2020

Penebangan liar turut mempengaruhi deforestasi. Banyak orang yang kurang mengerti prinsip tebang pilih. Semua pohon, baik yang masih muda ikut ditebang. Padahal, pohon yang masih muda tersebut dapat tumbuh besar jika dibiarkan dan dapat memberikan kontribusi besar bagi ekosistem hutan. 

Penebangan seharusnya dilakukan pada pohon yang memang sudah cukup tua untuk memberikan kesempatan hidup bagi pohon muda untuk tumbuh.

5. Kebutuhan masyarakat

Tingginya kebutuhan akan kertas juga mempengaruhi penebangan pohon. Industri pabrik kertas menggunakan kayu sebagai bahan baku utama, sedangkan jika kebutuhan kertas terus meningkat, akan ada semakin banyak pohon yang ditebang dan hutan akan semakin gundul. 

Diperlukan kesadaran masyarakat untuk melakukan gerakan penghematan kertas, seperti menggunakan kertas daur ulang. Di beberapa tempat sudah diterapkan gerakan meminimalisir penggunaan kertas seperti dengan mengumpulkan tugas dalam bentuk file.

6. Teknologi yang semakin maju

Jaman dulu, sekalipun penebangan pohon sudah dilakukan, namun karena menggunakan peralatan yang sederhana, dampaknya tidak seekstrim saat ini dimana teknologi yang digunakan untuk menebang pohon sudah canggih. 

Bukan suatu masalah jika harus menebang pohon dengan diameter beberapa meter, sedangkan jika dibandingkan jaman dulu, tentu orang-orang merasa kesulitan jika harus melakukannya dengan kapak. 

Kemajuan teknologi semacam inilah yang jika disalahgunakan akan menimbulkan kerusakan bagi lingkungan.

7. Pembukaan lahan untuk perkebunan

Proses pembukaan lahan baru untuk perkebunan pada hutan membutuhkan wilayah yang luas dan harus dilakukan dengan memusnahkan pohon yang mengganggu. Seringkali orang tidak berpikir panjang dan menginginkan cara praktis, sehingga untuk menghilangkan pohon tersebut dilakukan pembakaran hutan. 

Akibatnya, kayu dari pohon yang seharusnya bisa dimanfaatkan menjadi terbakar. Parahnya, pohon yang masih muda juga akan turut terbakar.

Dampak negatif terburuk dari pembukaan lahan menggunakan cara pembakaran hutan adalah lahan yang seharusnya tidak digunakan untuk perkebunan turut terbakar. Pemadaman api di hutan memakan waktu yang cukup lama, sehingga dengan adanya peristiwa ini kerugian yang ditimbulkan sangat besar.

Untuk melindungi hutan dari kerusakan yang semakin parah, yang dapat kita lakukan adalah membangun rasa cinta pada hutan dan lingkungan, karena inilah yang akan menentukan bagaimana perilaku seseorang hutan.

Posting Komentar untuk " Penyebab Hutan Gundul di Indonesia"