Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Galaksi Bimasakti Dan Andromeda

galaksi-andromeda

Galaksi Bimasakti dan Andromeda akan bertabrakan? Ya itulah perkiraan para ahli tentang kedua galaksi. Gabungan keduanya akibat tumbukan, akan menghasilkan galaksi berbentuk elips. Walaupun kedua galaksi bertabrakan, bintang dan planet yang ada di dalamnya diperkirakan tidak akan saling bertabrakan.

Tumbukan Antar Galaksi

Galaksi Andromeda memiliki sekitar 1 triliun bintang dan planet. Galaksi Bimasakti setidaknya memiliki 300 miliar bintang dan planet. Memang lebih sedikit dibandingkan galaksi Andromeda, dikarenakan jarak antar bintang dan planet sangat jauh.

Sebagai contoh bisa kita lihat jarak antara Matahari dengan bintang terdekatnya, mempunyai jarak sekitar 4,2 tahun cahaya. Meskipun jarak antara bintang dan planet pada pusat galaksi bisa dibilang rapat. 

Tetapi pada kenyataannya jaraknya sangat jauh jarak. Sehingga bila terjadi tumbukan antara kedua galaksi, bukan berarti isi didalamnya juga akan bertabrakan.

Tetapi akan menjadi satu kesatuan, dan untuk waktu terjadinya peristiwa itu masih sangat lama. Berdasarkan penelitian dari para ahli perbintangan, bersatunya kedua galaksi ini memakan waktu sekitar 2 milyar tahun.

Penelitian Astronom Indonesia

Berdasarkan penelitian dan simulasi yang dilakukan pada kedua galaksi oleh para astronom Indonesia. Tidak menunjukan, bahwa planet dan bintang di dalamnya akan ikut mengalami kehancuran. 

Semuanya akan tergabung menjadi satu dengan galaksi yang baru. Bahkan bila terjadi penggabungan kedua galaksi, matahari dan planet sekitarnya akan semakin menjauh dari pusat galaksi yang baru.

Mencapai jarak hingga 10.000 tahun cahaya jauhnya dari pusat galaksi. Posisi Matahari dan planet lainnya berada pada jajaran edar terluar dari galaksi yang baru. Penggabungan keduanya juga akan menciptakan lubang hitam yang sangat besar di pusat galaksi yang baru.

Karena jarak tata surya kita yang sangat jauh dari pusat galaksi yang baru, tidak perlu dikuatirkan akan terhisap di dalamnya. Lalu apa yang terjadi pada Bumi dan kehidupan yang ada di dalamnya? 

Berdasarkan simulasi, Bumi akan baik-baik saja. Tetapi menurut perkiraan para ahli, berkaitan dengan kejadian sebelum tumbukan kedua galaksi.

Matahari akan berevolusi menjadi sangat panas. Bumi juga akan berubah akibat panas matahari yang berlebihan. Bumi sudah bukan tempat yang nyaman untuk semua makhluk yang hidup di atasnya. 

Bumi yang memanas, banyak kehilangan air yang ada di atasnya. Bumi menjadi merah membara seperti terbakar, dan diperkirakan bumi akan memasuki orbit matahari.

Ketika bumi sudah memasuki orbit, bumi akan tersulut oleh partikel gas dari lapisan luar matahari. Pergerakan orbit bumi menjadi menyusut dan akan bergerak ke dalam matahari secara spiral. Itulah cerita terakhir tentang bumi dan kehidupan yang pernah ada di dalam nya.

Proses jagat raya selama milyaran tahun, berhasil ditangkap oleh berbagai teleskop raksasa dari berbagai belahan dunia. Dari peneropongan itu didapatkan data, berkaitan tentang bertemunya kedua galaksi dan bergabung menjadi satu. Proses tersebut juga yang akan menyebabkan bumi hancur.

Tony Seno Hartono yang menjabat dalam National Technology Officer Microsoft Indonesia. Mengatakan hal senada berkaitan dengan penelitian tersebut. Beliau mengatakan pernyataan tersebut, setelah memberikan perangkat Worldwide Telescope (WWT). 

Peralatan perbintangan itu diberikan kepada Finarya Legoh di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta. Beliau menjabat sebagai direktur Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PP Iptek).

Perangkat yang diberikan oleh Tony Seno Hartono, terdiri dari sistem komputer yang dihubungkan langsung dengan teleskop elektron. 

Sehingga dapat dihasilkan gambar yang lebih akurat. Di dalam komputer juga terdapat berbagai data yang memuat data base berbagai gambar di antariksa. Data itu diperoleh dari 21 teleskop yang ada di seluruh dunia.

Pemaduan gambar yang ada pada database itu, dilakukan oleh staf ahli microsoft yang bernama Jim Carrey dan timnya. Data tersebut merupakan data, yang diambil dari pemantauan teleskop selama 6 bulan silam. 

Dari berbagai data tersebut dapat diperkirakan terjadinya tumbukan kedua galaksi. Dari data itu juga bisa diketahui kenyataan, bahwa bulan juga menjauh dari bumi sekitar 3 cm per hari. Menurut Tony Seno Hartono, suatu saat kita tidak bisa lagi melihat bulan dengan mata telanjang dari Bumi.

Perangkat yang diberikan oleh Tony Seno Hartono tersebut, tidak hanya ditempatkan di PP iptek. Menurut Engkos Koswara, Staf Ahli Staf Ahli Menteri Negara Riset dan Teknologi. Beliau mengatakan, teropong tersebut akan ditempatkan di Teropong Bintang Bosscha, Lembang. Bertujuan supaya para mahasiswa dari jurusan Astronom ITB, dapat mempelajari lebih lanjut.

Sebelumnya, Bill Gates yang pernah berkunjung ke Indonesia kala itu. Mengenalkan perangkat tersebut kepada Presiden RI. Di PP iptek, selain terdapat WWT. Disediakan juga fasilitas galeri astronomi, pengunjung juga bisa memanfaatkan beberapa teropong matahari yang disediakan di sana. Di tempat tersebut juga akan diadakan berbagai event tentang astronomi.

Penelitian Astronom Nasa

Badan Antariksa Amerika mengungkapkan penemuan tentang tumbukan kedua galaksi melalui teleskop Hubble. Astronom dari NASA memperkirakan terjadinya tumbukan sekitar 4 milyar tahun. Bukan 2 milyar tahun sebagaimana perkiraan astronom Indonesia. 

Tentang mana yang lebih benar, tidak bisa dibuktikan sekarang. Simulasi hanyalah perkiraan dan perhitungan manusia. Masalah benar tidaknya dan kapan terjadinya, hanya waktu yang bisa menjawabnya.

Melalui teleskop Hubble didapatkan perhitungan statistik, mengenai kapan terjadinya tumbukan. Data tersebut diperoleh dengan memperhatikan pergerakan dari galaksi andromeda dan galaksi bimasakti, mempunyai perbedaan jarak yang sangat jauh hingga 2,5 juta tahun cahaya.

Keduanya semakin mendekat, diakibatkan oleh gravitasi mutual diantara kedua galaksi. Ditambah lagi dengan adanya materi lubang hitam yang ada di antara kedua galaksi tersebut.

Sangmo Tony Sohn peneliti dari STScI. Mengatakan bahwa penelitian selama hampir satu dekade, akhirnya menemukan titik terang. Apa yang akan terjadi pada kedua galaksi, beberapa milyar tahun kemudian. Ibarat permainan bisbol, galaksi Andromeda bergerak mendekati galaksi kita.

Dengan kecepatan hingga 2000 kali lebih cepat dari galaksi bimasakti. Tetapi tetap saja butuh waktu hingga 4 miliar tahun untuk saling bertemu. Berdasarkan data simulasi lain. Penyatuan tersebut membutuhkan waktu 2 milyar tahun lagi, untuk bersatu dengan sempurna.

Sehingga akan berbentuk elips sebagaimana galaksi yang kita lihat selama ini. Jadi bila dihitung dengan benar menurut penelitian NASA, butuh 6 miliar tahun untuk menjadi sempurna. Mungkin banyak orang berfikir, bahwa tata surya akan rusak karena kejadian itu. 

Tetapi penelitian dari NASA sendiri menyatakan tidak akan ada kehancuran dari bintang-bintang yang ada. Meskipun ada tetapi tidak banyak.

Tata surya kita akan bergerak menjauh dari pusat galaksi. Lalu ada penelitian lain dari NASA yang menyatakan ada galaksi lain yang akan bersentuhan dengan galaksi kita terlebih dahulu. Yaitu galaksi Triangulum atau M33. 

Sebagaimana galaksi Bimasakti dan Andromeda, galaksi ini juga akan bersatu tetapi tidak menimbulkan kerusakan pada bintang dan planet yang ada di dalamnya.

Demikianlah informasi mengenai galaksi bimasakti dan andromeda yang telah diperkirakan akan mengalami proses tumbukan. Namun semua itu harus menunggu penelitian yang lebih lanjut untuk mengetahui keabsahannya.

Posting Komentar untuk " Galaksi Bimasakti Dan Andromeda"