Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Air: Sumber Kehidupan

Menyelami Hubungan Erat Antar Makhluk Lautan dan Manusia

Hidup di alam lautan dan interaksi dengan manusia menciptakan sebuah keterkaitan yang rumit di dalam rantai makanan. Sayangnya, beberapa habitat laut mulai terancam dan rusak, mempertanyakan kelangsungan hubungan ini.

Hubungan yang Erat Antar Makhluk Lautan dan Manusia

Kehidupan makhluk lautan memiliki dampak besar terhadap manusia, terutama di pulau-pulau yang bergantung pada aktivitas nelayan. Fenomena ini sangat terasa di Teluk Nha Trang, di mana pertumbuhan investasi asing telah mengekang peluang ekonomi penduduk setempat. 

Nelayan-nelayan yang dulu memanfaatkan sumber daya laut dengan alat sederhana, seperti memancing cumi-cumi dan spesies lainnya di terumbu karang, kini merasakan krisis. Model bisnis perikanan komersial pun membahayakan masa depan mereka yang mengandalkan metode tradisional untuk bertahan hidup.

Keajaiban Perjalanan Salmon di Era Devon

Perjalanan manusia di samudera telah berlangsung selama berabad-abad, dan dalam eksplorasinya, mereka menemukan fakta mengejutkan mengenai salmon. Salmon memiliki kemampuan luar biasa dalam navigasi, mampu menemukan kembali sungai tempat ia dilahirkan. Ini berkat indera yang peka terhadap medan magnet bumi, indra penciuman yang tajam, naluri bawaan, dan mungkin hal-hal lain yang belum sepenuhnya kita pahami. 

Contohnya, di Sungai Yukon yang membentang dari Kanada hingga Alaska, para ilmuwan memberi tanda pada salmon Chinook, mengikuti perjalanan hidupnya. Dalam waktu 60 hari, salmon ini menjelajahi lebih dari 3200 km. 

Ketika memasuki sungai, mereka berhenti makan dan memanfaatkan cadangan lemak yang dikumpulkan selama berada di laut. Setelah bertelur, banyak betina salmon yang menghembuskan nafas terakhirnya. Kebanyakan ikan laut mencari perairan dangkal dan kaya nutrisi untuk bertelur, menjadikan muara dan wilayah pesisir sebagai tempat penting dalam siklus hidup berbagai jenis ikan. 

Salah satu keunikan lainnya adalah adaptasi ikan ini terhadap berbagai habitat: dari sungai, danau, muara, terumbu karang, hingga laut terbuka. Adaptasi ini, dari kehidupan di air menjadi kemampuan hidup di darat, telah menjadi tonggak evolusi yang membentuk bentuk kehidupan yang kita kenal sekarang.

Evolusi dan Kehadiran Amfibi

Munculnya kantung udara mirip paru pada beberapa ikan merupakan respon evolusi terhadap tantangan bernapas di air dengan oksigen yang rendah. Namun, evolusi ini juga menjadi tonggak bagi perpindahan dari habitat air ke darat. Keturunan ikan pertama dengan sirip bersendi daging, atau ikan bersirip lobus, mulai mencari sumber makanan di daratan. 

Seiring waktu, mereka beradaptasi sepenuhnya untuk hidup di permukaan yang kering. Perubahan ini, dari makhluk akuatik menjadi makhluk terestrial, menciptakan revolusi nyata dalam evolusi bentuk kehidupan. Amfibia yang hidup sekarang adalah representasi minoritas dari ragam yang muncul pada Era Devon, dan kemudian punah pada Era Trias.

Kemampuan Meniru Amfibi

Amfibia, termasuk beberapa spesies kodok, memiliki kemampuan meniru yang mengagumkan. Salah satu contoh yang menarik adalah katak pohon Eropa. Katak ini mampu mengubah warna kulitnya untuk mengatur suhu tubuh. Saat cuaca hangat dan cerah, katak ini berjemur di tempat yang terkena sinar matahari, dan kulitnya berubah menjadi pucat. 

Namun, saat suhu menurun, katak ini menggelap untuk menyerap panas. Meskipun kemampuan meniru ini melindungi mereka dari predator, populasi amfibia saat ini mengkhawatirkan karena penurunan jumlah yang signifikan.

Kesimpulan

Artikel ini merangkum berbagai fakta ilmiah yang berhubungan dengan Amfibi dan Ikan. Hubungan antara manusia dan makhluk lautan memiliki implikasi yang dalam, terutama dalam aspek ekonomi dan lingkungan. Kehidupan laut memiliki keajaiban tersendiri, seperti perjalanan salmon yang menakjubkan dan adaptasi ikan terhadap berbagai habitat. 

Evolusi juga telah membentuk keberagaman makhluk, dari ikan menjadi amfibia, yang memiliki kemampuan meniru yang mengagumkan. Semoga pengetahuan ini menginspirasi pembaca untuk lebih memahami dan melindungi ekosistem laut serta makhluk-makhluk yang menghuninya.

Referensi:

Beauchamp, D.A., Shepard, M.F., Pauley, G.B., 1983. Chinook Salmon. Layanan Ikan dan Kehutanan Amerika Serikat.

Becker, R.T., Kirchgasser, W.T. 2003. Peristiwa dan Korelasi Devon.

Clarke, B., Bjustifyling, G., Greenaway, F. 2005. Amfibi. DK Pub.

Lever, C. 2003. Reptil dan Amfibi Netral di Dunia. Oxford University Press.

Racanelli, M. 2010. Tiruan dalam Dunia Hewan.

Pusat Pengembangan Perikanan Asia Tenggara. 2007. Ikan untuk Masyarakat: Publikasi khusus untuk promosi perikanan lestari demi ketahanan pangan di wilayah ASEAN, Volume 5. SEAFDEC.

Thewissen, J.G.M., Nummela, S. 2008. Evolusi Sensorik di Ambang Batas: Adaptasi pada Vertebrata yang Kembali Hidup di Air. University of California Press.

Posting Komentar untuk " Air: Sumber Kehidupan"