Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Biografi Pahlawan Pendidikan Ki Hajar Dewantara

Biografi Pahlawan Pendidikan Ki Hajar Dewantara
credit:instagram@obral_buku_jogja

Perjuangan bangsa Indonesia dalam merebut kemerdekaan dari tangan penjajah tidak lepas dari kerja keras para pahlawannya. Banyak pahlawan nasional yang memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. 

Salah satu pahlawan nasional yang sangat berjasa bagi Indonesia adalah Ki Hajar Dewantara. Berikut ini adalah biografi Ki Hajar Dewantara.

Ki Hajar Dewantara lahir di Yogyakarta pada 2 Mei 1889 dan wafat pada 26 April 1959. Beliau dilahirkan dengan nama asli Raden Mas Soewardi Soeryaningrat. Latar belakang keluaraga beliau berasal dari lingkungan keraton Yogyakarta.

Saat berusia 40 tahun menurut hitungan Tahun Caka, Raden Mas Soewardi Soeryaningrat, mengganti namanya menjadi Ki Hajar Dewantara. Sejak saat itu, beliau tidak lagi memakai gelar kebangsawanan di depan namanya. Hal ini dimaksudkan agar beliau dapat bebas lebih dekat dengan rakyat, baik secara fisik maupun hatinya.

Aktivis Kemerdekaan

Ki Hajar Dewantara adalah seorang aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia, politisi, kolumnis, dan pionir atau pelopor pendidikan bagi kaum pribumi dari zaman penjajahan Belanda. 

Selain itu, beliau adalah pendiri Perguruan Taman Siswa, sebuah lembaga pendidikan bagi para pribumi jelata. Maksud pendirian lembaga tersebut agar penduduk pribumi dan rakyat jelata mendapatkan pendidikan yang sama seperti para bangsawan maupun orang-orang Belanda.

Di Indonesia, tanggal lahir Ki Hajar Dewantara diperingati sebagai hari pendidikan nasional. Beliau dinobatkan sebagai pahlawan nasional oleh Presiden Soekarno pada 25 November 1959. 

Semboyan yang dilahirkan oleh beliau yaitu, "Tut Wuri Handayani", menjadi slogan Departemen Pendidikan Nasional. Potret beliau pun pernah diabadikan pada uang kertas pecahan 20.000 rupiah.

Karier Ki Hajar Dewantara

Ki Hajar Dewantara menyelesaikan pendidikan dasarnya di ELS (Europeesche Lagere School), sebuah sekolah dasar Belanda. Setelah itu, beliau melanjutkan ke STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera), tetapi tidak selesai karena sakit.

Kemudian, beliau bekerja sebagai penulis dan wartawan di beberapa surat kabar, seperti Sediotomo, Midden Java, De Exspres, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer, dan Poesara. Pada masanya, beliau termasuk penulis andal dengan tulisan yang komunikatif dan tajam dengan semangat antikolonial.

Aktivis Pergerakan

Selain menjadi wartawan, beliau aktif dalam organisasi sosial dan politik. Sejak berdirinya Boedi Oetomo pada 1908, beliau aktif sebagai seksi propaganda untuk menyosialisasikan dan menggugah kesadaran masyarakat Indonesia, khususnya Jawa pada waktu itu tentang pentingnya persatuan dan kesatuan dalam berbangsa dan bernegara.

Kongres pertama Boedi Oetomo di Yogyakarta juga diprakarsai oleh beliau. Beliau pun mendirikan Indische Partij bersama Douwes Dekker.

Pengasingan

Ki Hajar Dewantara mengalami pengasingan oleh pemerintah kolonial Belanda karena tulisan beliau yang menjelekkan pemerintah Belanda. Beliau diasingkan ke Pulau Bangka atas permintaan sendiri. 

Namun, kedua rekan beliau, Douwes Dekker dan Tjipto Mangoenkoesoemo, memprotes pengasingan Ki Hajar Dewantara di Pulau Bangka. Akhirnya, mereka bertiga diasingkan di Belanda. Ketiga tokoh tersebut dikenal sebagai “Tiga Serangkai”.

Taman Siswa

Setelah kembali dari pengasingan dari Belanda, beliau bergabung bersama sebuah sekolah binaan saudaranya. Setelah mendapatkan pengalaman mengajar, beliau mendirikan Perguruan Nasional Taman Siswa (Nationaal Onderwijs Instiutuut Taman Siswa) pada 3 Juli 1922.

Beliau pun mencetuskan semboyan, yaitu "ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani". Arti semboyan iti adalah di depan menjadi teladan, di tengah memberi semangat, di belakang mendukung. Semboyan ini telah menjadi bagian dari dunia pendidikan di Indonesia, terlebih untuk sekolah Taman Siswa.

Pengabdian bagi Indonesia

Dalam kabinet pertama Indonesia, Ki Hajar Dewantara diangkat sebagai Menteri Pengajaran Indonesia (sekarang menteri pendidikan nasional) yang pertama. Pada 1957, beliau mendapatkan gelar doktor kehormatan (doctor honoris causa) dari Universitas Gadjah Mada. 

Karena telah berjasa bagi dunia pendidikan di Indonesia, beliau dinobatkan sebagai Bapak Pendidikan Nasional dan hari kelahirannya ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Indonesia.

Itulah sekelumit informasi mengenai Biografi Pahlawan Pendidikan Ki Hajar Dewantara. Semoga tulisan ini bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan Anda.

Posting Komentar untuk " Biografi Pahlawan Pendidikan Ki Hajar Dewantara"