Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Biografi Pahlawan Nasional Jendral Soedirman

Biografi Pahlawan Nasional Jendral Soedirman
credit:instagram@icoffeetea

Biografi Pahlawan Nasional Jendral Soedirman sudah banyak ditulis olej sejarawan di Indonesia. Perjuangan yang teramat besar untuk kemerdekaan Indonesia memberinya nama besar yang telah dikenal oleh seluruh warga negara Indonesia. 

Semangat yang tinggi dan pantang menyerah selalu disalurkannya kepada kawan-kawannya untuk terus melawan penjajah sampai titik darah penghabisan. Meskipun hanya menggunakan bambu runcing, telah terbukti bahwa Jenderal Soedirman bersama pahlawan-pahlawan bangsa lain telah mampu mengusir penjajah dari negeri tercinta kita ini.

Meskipun telah memiliki nama besar, namun banyak orang yang belum mengetahui seperti apa perjuangan Panglima Besar Jenderal Soedirman. 

Mungkin karena faktor nasionalisme yang sudah semakin terkikis, mereka hanya sebatas tahu tentang Jenderal Soedirman melalui nama-nama jalan yang dinamai dengan nama beliau. Biografi Jendral Soedirman secara lengkap seperti sudah tidak penting bagi mereka.

Dan untuk itu, maka pada artikel kali ini saya akan membagikan kepada Anda tentang Biografi Pahlawan Nasional Jendral Soedirman tersebut. Silahkan membaca ulasannya berikut ini.

Masa Kecil Panglima Besar Jendral Soedirman

Berdasarkan keputusan Pengadilan Negeri Purbalingga N0. 50, 04 Desember 1976, menetapkan bahwa Panglima Besar Jenderal Soedirman lahir di desa Bantarbarang, Kecamatan Rembang, Kabupaten Purbalingga pada 24 Januari 1916 atau bertepatan dengan tanggal 18 Maulud 1336 H. 

Kendati telah mempunyai nama besar, Jenderal Soedirman sebenarnya hanyalah anak seorang mandor tebu di Banyumas, bernama Karsid dan Ibunya bernama Siyem. Tetapi sejak kecil beliau telah diangkat anak oleh keluarga R.Cokrosunaryo yang merupakan Asisten Wedana di Rembang, Purbalingga.

Soedirman kecil tidak lama tinggal di Purbalingga, karena ayah angkatnya telah pensiun sebagai Asisten Wedana, kemudian pindah ke Cilacap sebagai penasihat di Pengadilan Negeri Cilacap. 

Soedirman kecil beruntung karena diangkat anak oleh keluarga priyayi, sehingga beliau mampu bersekolah di Hollandsh Inlandsche School (HIS) atau Sekolah Dasar Belanda yang dikhususkan untuk keluarga Priyayi.

Tetapi ketika beliau duduk di kelas VI, beliau merasa kurang cocok bersekolah di HIS Belanda itu, lalu beliau menyampaikan keinginannya untuk pindah ke sekolah lain. 

Akhirnya beliau diterima di HIS Taman Siswa dan masuk kelas VII, tetapi beliau juga tidak lama menempuh pendidikan di HIS Taman Siswa ini karena belum genap satu tahun, sekolah ini sudah tutup karena kekurangan dana. 

Beliau kemudian melanjutkan sekolahnya di HIS Wiworotomo sampai pada pendidikan Meer Uitgereid Lage Onderwijs (MULO) Wiworotomo. Oleh Pemerintah Jepang MULO Wiworotomo dianggap sebagai sekolah liar.

Soedirman muda merupakan sosok seorang yang sangat aktif. Selain aktif di sekolah beliau juga sering mengikuti kegiatan sosial di lingkungannya, seperti gotong royong, aktif dalam organisasi Islam Hizboel Wathan (HZ) yang didirikan oleh KH Ahmad Dahlan pada tahun 1950. 

Tujuan didirikannya HW ini adalah untuk membantu orang tua dan guru-guru dalam mendidik anak supaya mempunyai budi pekerti yang baik dan bertaqwa kepada Allah SWT. Hizboel Wathan Sendiri mempunyai arti cinta tanah air.

Jenderal Soedirman sejak kecil telah dididik dengan kedisiplinan serta budi pekerti yang baik, sehingga ketika mengikuti organisasi HW ini beliau tidak pernah absen mengikuti berbagai kegiatan yang diselenggarakan. 

Menurutnya, organisasi ini merupakan wadah yang paling tepat untuk mengembangkan dirinya. Karena kedisiplinan dan cintanya terhadap organisasi ini, beliau menjadi sangat terkenal dan akhirnya beliau dipercaya teman-temannya untuk menjadi ketua HW di wilayah Banyumas. Awal semua kariernya adalah melalui organisasi ini.

Setelah menjabat sebagai ketua, kegiatan-kegiatan HW ini menjadi sangat menonjol dengan berbagai kegiatan yang diselenggarakan. Dalam bidang pendidikan, beliau menyelenggarakan pendidikan rohani seperti pendalaman agama Islam melalui berbagai pengajian rutin. Sedangkan untuk pendidikan jasmani, kegiatannya adalah baris berbaris, perkemahan, dan Jambore secara rutin.

Jendral Soedirman sebagai Seorang Pendidik

Biografi Jendral Soedirman selanjutnya membahas tentang kegiatan Jenderal Soedirman sebagai seorang Pengajar. Setelah menamatkan pendidikan di MULO pada tahun 1934, beliau sempat pesimis untuk dapat menjadi seorang guru. 

Tetapi, takdir berkata lain. Kebetulan pada waktu itu HIS Muhammadiyah Cilacap sedang kekurangan guru, sangat susah mencari guru dari lulusan sekolah guru. Oleh karena itu, R.Moh. Kholil sebagai pendiri HIS Muhammadiyah mengabulkan permintaan Jenderal Soedirman untuk menjadi guru.

Berkat ketekunannya, dalam waktu singkat Jenderal Soedirman telah menguasai materi-materi untuk mengajar serta telah mampu menjadi pengajar yang baik. Beliau bahkan dinilai oleh pimpinan HIS Muhammadiyah sebagai pengajar yang baik. Kepandaiannya menyampaikan materi kepada murid-muridnya membuatnya disenangi oleh peserta didiknya itu.

Pilihannya menjadi guru adalah untuk mengembangkan bakat serta hobi yangbeliaua senangi. Selain itu, menjadi guru menurutnya merupakan panggilan hati nurani untuk ikut serta menyalurkan pengabdiannya kepada bangsa Indonesia dengan mencerdaskan anak-anak bangsa.

Jendral Soedirman sebagai Panglima Besar TKR

Pada tanggal 5 Oktober 1945 dibentuklah Tentara Keamanan Rakyat, dan Jenderal Soedirman berhasil diangkat sebagai salah satu tentara di TKR. Karena kedisiplinan dan ketekunannya di TKR, akhirnya Jenderal Soedirman diangkat menjadi Panglima Besar Angkatan Perang RI pada tanggal 12 November 1945.

Sebagai Panglima Besar Angkatan Perang RI, Jenderal Soedirman banyak memimpin perang untuk melawan Belanda yang kembali datang ke Indonesia. 

Perang yang pernah dipimpin di antaranya adalah pertempuran di Ambarawa pada bulan November sampai Desember 1945. Dalam pertempuran di Ambarawa ini, Jenderal Soedirman mampu memukul mundur tim sekutu keluar dari Kota Ambarawa.

Panglima Besar Jenderal Soedirman juga mengatur siasat perang gerilya dengan strategi yang digunakan adalah berperang dan bertahan di desa-desa, gunung-gunung dan hutan belantara. 

Dengan pasukan-pasukan kecil di luar kota tersebut, mereka mengusahakan perang dan pertahanan secara terus menerus kepada Belanda. Strategi inilah yang akhirnya mampu mengalahkan pemerintah Belanda untuk menjajah Indonesia kembali di kemudian hari nanti.

Ada banyak sekali perang gerilya yang dipimpin langsung oleh Jenderal Soedirman. Sebagai Panglima Besar, pengorbanannya untuk bangsa Indonesia sangatlah besar. Pada ujung kepemimpinannya, beliau bahkan rela berperang dengan menggunakan tandu demi bangsa Indonesia.

Semangatnya yang tinggi dan pantang menyerah membuatnya tidak mau berdiam diri hanya karena sakit. Perjuangannya untuk bangsa Indonesia dilakukan secara total sampai pada titik darah penghabisan. Dalam hal ini saya mencoba mengingatkan kembali kepada generasi muda untuk tetap mengisi kemerdekaan dengan hal-hal yang bermanfaat.

Ketika membaca tentang biografi pahlawan nasional Jendral Soedirman, ada banyak hal yang bisa kita teladani atas jalan hidup beliau, di antaranya adalah semangat pantang menyerahnya yang berkobar-kobar. Selain itu ketekunan dalam belajar, disiplin, dan ketakwaannya kepada Allah SWT juga menjadi nilai lebih yang bisa kita ambil

Demikian sedikit penjelasan tentang biografi pahlawan nasional Jendral Soedirman. Sebagai generasi muda yang memang tidak merasakan pahit manisnya perjuangan melawan penjajah, ada baiknya tetap berusaha mengisi kemerdekaan dengan hal-hal yang bermanfaat. 

Bangsa ini belum benar-benar merdeka sebelum Indonesia mampu mandiri tanpa hegemoni dari negara lain. Mari kita lanjutkan perjuangan para pahlawan bangsa untuk Indonesia yang lebih baik.

Posting Komentar untuk "Biografi Pahlawan Nasional Jendral Soedirman"