Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Siapakah Penemu Alat Termometer?


Beberapa pakar astronomi dan pakar pengetahuan alam sudah lakukan beragam usaha agar bisa membuat alat yang bisa menghitung temperatur, Jauh Saat sebelum termometer diketemukan. Mereka ketahui jika suhu bisa membuat zat memuai. 

Karena itu, mereka memakai ukuran muai zat sebagai dasar dalam menghitung suhu. Tetapi penemuan alat pengukuran suhu tidak bisa secara mudah dibuat. 

Beberapa pakar perlu mendapati zat yang pas, tehnik yang pas dan rasio yang pas juga agar bisa menghitung dengan teliti. Berikut beberapa periset yang berperanan dalam peningkatan termoneter:

Galileo Galilei

Termoneter bikinan Galileo Galilei dibuat dengan memakai pemuaian udara di tahun 1593, seterusnya alat ini denamakan termoskop. Secara kasar alat ini dapat menghitung suhu meskipun masih termasuk benar-benar simpel.

Termoskop galileo

Termoskop galileo terdiri dari bola gelas sebesar telur ayam yang disambungkan dengan pipa panjang tertutup berisi air. Dalam cairan digantungkan beberapa beban. 

Biasanya beban itu dilekatkan pada bola kaca tersegel yang berisi cairan warna untuk dampak seni. 

Saat temperatur berbeda, kerapatan cairan dalam silinder ikut berbeda yang mengakibatkan bola kaca bergerak muncul atau terbenam untuk capai status di mana kerapatannya sama dengan cairan sekitarnya atau berhenti oleh bola kaca yang lain. 

Jika ketidaksamaan kerapatan bola kaca benar-benar kecil dan terurutkan sebegitu rupa hingga yang kurang rapat ada di atas dan yang terapat ada di bawah, hal itu bisa membuat satu rasio temperatur.

Ferdinand II


Ferdinand II ialah seorang bangsawan Tuscany dari Florence, dia membuat termometer yang lebih bagus. Udara dalam bola gelas diganti dengan anggur atau alkh*h0l. 

Ke-2 titik tetapnya ialah suhu pada musim dingin yang terdingin dan suhu pada musim panas yang terpanas. 

Semenjak penemuan Amontons dan Ferdinand, selanjutnya banyak muncul saran berkenaan titik dasar. Ada yang menyarankan pemakaian satu titik dasar saja, tapi ada juga yang menyarankan dua titik dasar.

Gabriel Daniel Fahrenheit


Gabriel Daniel Fahrenheit tergerak untuk membikin termometer buat menyaksikan tanda-tanda alam di bagian suhu sesudah membaca riwayat pengetahuan yang menceritakan penemuan Amotons mengenai titik didih air permanen. Fahrenheit mengulang-ulang disain termometer dan memakai air raksa sebagai zat pengukurannya.

Pada akhirnya di tahun 1714, Fahrenheit sukses membuat termometer raksa. Berikut termometer yang betul-betul jeli dan cermat. Rasio pada termometer ini dikenali sebagai derajat Fahrenheit.

Berikut kelebihan pemakaian raksa dalam alat ukur suhu bila dibanding dengan memakai air:

Capaian temperatur raksa lumayan lebar. Raksa membeku pada temperatur -40°C dan mendidih pada temperatur 360°C.

Elemen logam peralihan ini warna keperakan, hingga bisa gampang disaksikan karena berkilau.

Raksa tidak membasahi diding pipa kapiler pada termometer hingga pengukurnya jadi cermat.

Pemuaian Raksa cukup teratur dari suhu ke suhu.

Rene Antoine Ferchault de Reamur


Penemuan terkenal yang sudah dilakukan oleh Rene Antoine Ferchault de Reamur di tahun 1730 ialah dia sudah membuat satu rasio suhu baru dan dikenali dengan rasio Reamur. Dalam eksperimennya dia memakai kombinasi anggur dan air dalam bandingan 4 dan 1.

Anders Celcius


Seorang pakar astronomi Swedia di Kampus Upsala, Anders Celcius di tahun 1742, membagikan jarak diantar titik beku dan titik didih air ke 100 sisi. Rasio ini juga dikenali dengan rasio celcius atau rasio centigrade. 

Pada rasio celcius, 0°C ialah titik di mana air membeku dan 100°C ialah titik di mana air mendidih. Rasio berikut yang tersering dipakai di dunia.

Lord Kelvin


Di tahun 1848, Fisikawan Skotlandia, Lord Kelvin, mengatakan keutamaan peristiwa jalinan suhu-volume atau Hukum Charles dan Gay-Lussac. 

Sebagai contoh, jika kita pelajari jalinan temperatur - volume pada beragam penekanan. Di suatu nilai penekanan yang ditetapkan, plot dari volume pada temperatur hasilkan garis lempeng. 

Dengan perpanjang garis ke volume 0, didapat perpotongan pada sumbu temperatur dengan nilai -273,15°C. 

Pada penekanan yang lain, didapat garis lempeng yang lain dari plot di antara volume temperatur , tetapi didapat juga perpotonga temperatur pada volume 0 yang serupa, yakni pada -273,15°C. (Raymond Chang, 2005: 130).

Posting Komentar untuk "Siapakah Penemu Alat Termometer?"