Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bagaimana Lubang Hitam Membentuk Galaksi di Alam Semesta

Bagaimana Lubang Hitam Membentuk Galaksi di Alam Semesta
credit image: Andrei Avantgardian on flickr.com

Lubang hitam menarik perhatian kita dengan kekuatan destruktif yang luar biasa. Mereka adalah entitas yang berbahaya, menimbulkan bahaya, dan terbukti tidak ramah terhadap lingkungan di sekitarnya. Apa pun yang jatuh ke dalam lubang hitam akan mengalami nasib malang tanpa peluang untuk melarikan diri. Benda-benda misterius ini mungkin merupakan salah satu fenomena paling menakutkan di alam semesta. Tetapi sebenarnya, apa entitas yang tidak menyenangkan ini?

Lubang hitam terbentuk ketika jumlah materi yang besar menjadi sangat padat di wilayah ruang yang kecil. Hal ini terjadi ketika sebuah bintang besar mencapai akhir hayatnya dan runtuh ke dalam dirinya sendiri, melepaskan supernova. 

Sebuah lubang hitam mewakili konsekuensi akhir dari gravitasi - sebuah objek besar yang terkompresi menjadi sangat kecil sehingga kecepatan lepasnya melebihi kecepatan cahaya. Lubang hitam berfungsi sebagai jalan satu arah: begitu Anda masuk, tidak ada jalan keluar, bahkan bagi cahaya sekalipun.

Namun, apakah lubang hitam benar-benar pantas mendapatkan reputasi negatifnya? Dalam beberapa hal, tampaknya kita menggambarkan lubang hitam lebih jahat daripada kenyataannya. Mereka tidak memiliki masalah hubungan sosial. Karya fiksi dan media populer cenderung menggambarkan mereka jauh lebih mengancam daripada sifat aslinya.

Di alam semesta yang kita ketahui, terdapat triliunan galaksi, dan sebagian besar dari mereka memiliki lubang hitam supermasif di pusatnya. Entitas raksasa ini jutaan kali lebih massif daripada Matahari kita dan memiliki gaya gravitasi yang sangat kuat yang dapat mempengaruhi pergerakan bintang-bintang. 

Lubang hitam ini memainkan peran penting dalam mengatur tarian bintang di sekitarnya. Mereka mengeluarkan semburan radiasi mematikan dan menghasilkan angin kosmik yang dahsyat, menelan apa pun yang berada terlalu dekat.

Namun, para ilmuwan sekarang menemukan bahwa raksasa kosmik ini juga mungkin memiliki sisi kreatif. Meskipun banyak orang membayangkan lubang hitam sebagai "penyedot" debu kosmik raksasa yang mencerna segala yang ada di jalurnya tanpa pandang bulu, kenyataannya lebih kompleks. Lebih tepatnya, lubang hitam dapat dianggap sebagai mesin transformasi kosmik. Meskipun merupakan tahap akhir dari evolusi bintang, mereka juga dapat mempengaruhi pembentukan bintang dengan berbagai cara.

Evolusi galaksi tampaknya erat terkait dengan evolusi lubang hitam, meskipun hubungan sebenarnya antara keduanya masih belum pasti. Salah satu hipotesis menunjukkan bahwa lubang hitam supermasif berfungsi sebagai mekanisme pengendalian kosmik. Fungsinya mirip dengan termostat di rumah kita: ketika rumah terlalu panas, termostat akan mengaktifkan AC, dan ketika terlalu dingin, akan mengaktifkan pemanas. 

Dengan cara yang sama, lubang hitam supermasif mengatur pembentukan bintang dengan menarik gas dan memancarkannya kembali ke dalam galaksi. Saat mengonsumsi materi, mereka tidak hanya menariknya ke dalam, tetapi juga mendorong sebagiannya keluar. Hal ini serupa dengan perilaku makan bayi yang berantakan — banyak dari apa yang mereka telan akan dikirimkan kembali ke luar. Mereka memakan bintang, planet, dan seringkali awan gas yang sangat besar.

Ketika lubang hitam menarik gas dan debu ke dalam piringan akresi yang mengelilinginya, piringan tersebut mulai berputar dengan semakin cepat, menghasilkan energi magnetik. Piringan akresi yang berputar dan medan magnet yang ada menciptakan struktur berputar yang dikenal sebagai jet. 

Jet ini membentang keluar dari lubang hitam, menyerupai aliran energi yang kuat, dan dapat mencapai ratusan hingga ribuan tahun cahaya saat melintasi galaksi. Jet ini berperan sebagai kekuatan pengganggu yang menghambat pembentukan bintang di dalam inti galaksi. 

Namun, di wilayah yang lebih jauh dari galaksi, jet ini dapat merangsang lahirnya bintang, karena kondisinya lebih mendukung pembentukan bintang dan semakin jauh dari tarikan gravitasi kuat lubang hitam pusat. Oleh karena itu, lubang hitam memiliki pengaruh signifikan terhadap area di sekitarnya, baik dalam mencegah maupun memicu pembentukan bintang berdasarkan aktivitasnya.

Pada tahun 2018, lubang hitam menjadi sorotan utama ketika para ilmuwan mengamati contoh di mana lubang hitam tersebut menelan gas dengan kecepatan yang sangat tinggi, sehingga tampak melebihi ukuran galaksi asalnya. Ini menimbulkan pertanyaan: Seberapa besar lubang hitam bisa menjadi? 

Jawabannya kini telah ditemukan — mereka dapat mencapai ukuran yang luar biasa yang disebut "lubang hitam ultramassive". Entitas kolosal yang sangat langka ini biasanya memiliki massa lebih dari 10 miliar kali massa Matahari. Dengan kata lain, mereka benar-benar memiliki skala astronomi. Lubang hitam ultramassive merupakan keajaiban sejati mengingat ukuran yang mereka miliki.

Lubang hitam yang berada di pusat galaksi kita memiliki massa sekitar 4 juta kali massa Matahari. Bayangkan sekarang lubang hitam yang 2.500 kali lebih besar — itulah yang sedang kita diskusikan di sini. Lubang hitam ultramassive sebesar ini akan memiliki diameter setara dengan tata surya dan massa yang setara dengan total massa semua bintang dalam Bima Sakti. Beberapa galaksi bahkan tidak lebih besar dari lubang hitam ultramassive ini, yang mengagumkan para peneliti dan memperluas pemahaman kita tentang fenomena ini.

Pada tahun 2018, para ilmuwan juga membuat penemuan menakjubkan tentang lubang hitam ultramassive dengan massa 20 miliar kali massa Matahari yang tumbuh dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya, menghabiskan massa Matahari kita setiap dua hari. Lubang hitam kolosal ini memiliki nafsu makan yang tidak terpuaskan, menelan segala yang menghalangi jalannya. Mereka merupakan monster sejati di alam semesta. 

Namun, konsumsi rakus mereka dapat memiliki konsekuensi yang menghancurkan. Energi dan turbulensi yang sangat besar yang mereka lepaskan ke dalam galaksi menghambat pembentukan bintang baru. Selain itu, semakin besar ukuran lubang hitamnya, semakin cepat galaksi asalnya akan mati. 

Lubang hitam ultramassive ini khususnya menghentikan pembentukan bintang di galaksi, yang pada dasarnya menyebabkan kehancurannya. Bahkan, mereka memiliki potensi untuk menghancurkan seluruh galaksi asalnya.

Keberadaan lubang hitam ultramassive juga merupakan tantangan bagi para ilmuwan. Timbul pertanyaan: Bagaimana mereka tumbuh menjadi ukuran yang sangat besar? Tidak mungkin bagi mereka untuk tumbuh secara bertahap melalui akumulasi gas yang lambat dari waktu ke waktu, karena tidak ada cukup gas atau waktu yang tersedia untuk proses tersebut.

Ini membawa misteri baru yang perlu dipecahkan — bagaimana lubang hitam ultramassive ini terbentuk? Para ilmuwan berspekulasi bahwa mungkin ada mekanisme lain yang berperan, mungkin yang agresif, yang mampu melahirkan lubang hitam supermasif dari dalam galaksi.

Lubang hitam adalah entitas yang mengagumkan dan tangguh yang menarik imajinasi kita dengan kekuatan penghancurannya. Meskipun mereka membawa bahaya dan tidak ramah terhadap lingkungan sekitar, mereka tidak jahat seperti yang sering digambarkan dalam media populer. Lubang hitam supermasif memainkan peran penting dalam evolusi galaksi, mengatur pembentukan bintang, serta mempengaruhi pertumbuhan dan struktur galaksi. 

Penemuan lubang hitam ultramassive memberikan dimensi baru dalam pemahaman kita, mengajukan pertanyaan menarik tentang asal-usul dan mekanisme di balik ukurannya yang luar biasa. Studi tentang lubang hitam terus memberikan wawasan mendalam tentang sifat kompleks alam semesta tempat kita tinggal.

Referensi: science channel

Posting Komentar untuk " Bagaimana Lubang Hitam Membentuk Galaksi di Alam Semesta"