Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Energi Tersembunyi dari Gunung Welirang

Energi Tersembunyi dari Gunung Welirang

Sepuluh atau dua puluh tahun yang lalu, Anda masih belum percaya bahwa dunia akan mengalami krisis energi. Cadangan minyak bumi semakin hari  menipis. 

Dunia ribut, semua menyerukan agar menghemat minyak sebagai sumber energi utama dan mencari sumber energi alternatif. Indonesia pun, secara etik, juga terkena tanggung jawab itu.

Pemerintah Indonesia pun meresponnya, misalnya dengan adanya program penanaman jarak pagar. Ekstrak jarak pagar ini menghasilkan etanol yang kabarnya bisa mensubstitusi bahan bakar dari minyak bumi. 

Namun ada salah satu upaya yang sangat menarik. Pemerintah Provinsi Jawa Timur menelorkan gagasan apik untuk menggarap potensi energi di Gunung Welirang.

Potensi Apa yang Digagas Pemda Jawa Timur di Gunung Welirang?

Ternyata, Gunung Welirang menyimpan energi panas bumi (geothermal) yang cukup besar. Jika energi itu bisa dimanfaatkan dengan maksimal akan sangat berguna terutama untuk penggerak turbin pembangkit listrik. Selama ini, pembangkit listrik banyak menggunakan bahan bakar dari minyak bumi yang semakin langka itu.

Meski sampai sekarang belum terwujud, dan masih berusaha mencari investor, namun gagasan itu sudah selayaknya Anda dukung. Potensi Gunung Welirang harus dimanfaatkan semaksimal mungkin, tidak hanya diambil belerangnya saja.

Kelestarian Alam

Tentu, upaya memaksimalkan energi tersembunyi Gunung Welirang, tidak semestinya menghilangkan keindahannya. Jangan sampai eksplorasi energi itu menghilangkan minat para pecinta alam untuk melakukan pendakian.

Gunung Welirang berada dalam deretan gunung-gunung. Jika dilihat dari atas, Gunung Welirang berada  satu rangkaian dengan Gunung Arjuno, Gunung Ringgit, dan Gunung Anjasmoro. 

Barisan gunung ini menjadi obsesi bagi para pecinta alam untuk mendaki seluruh puncaknya, terutama Gunung Welirang dan Gunung Arjuno. Belum puas rasanya jika belum bisa menjejakkan kaki di puncak gunung-gunung itu.

Seperti halnya gunung berapi yang masih aktif, Gunung Welirang mempunyai kawah belerang yang sesekali mengepulkan asap. Masyarakat lokal sering menambang belerang untuk dijual.

Di lereng Gunung Welirang masih sering dijumpai binatang-binatang liar seperti Elang Jawa, Babi Hutan, beberapa spesies Rusa, dan Kucing Hutan yang berwarna hitam kelam. Khusus untuk Rusa, populasinya berkurang terus sehingga menjadi salah satu binatang yang dilindungi.

Mata air di sekitar Gunung Welirang masih alami dan terus-menerus mengeluarkan air sepanjang tahun. Ada beberapa mata air yang mengeluarkan air hangat. Penduduk sekitar membuat kolam untuk mandi. 

Menurut kepercayaan, jika mandi di kolam air hangat itu akan terbebas dari penyakit kulit. Masuk akal memang, air hangat itu mengandung belerang, salah satu bahan obat penyakit kulit.

Menjadi sebuah keharusan untuk melestarikan keindahan alam Gunung Welirang sekaligus deretan gunung yang berada di sekitarnya.

Jalur Pendakian

Setidaknya ada tiga jalur untuk mencapai puncak Gunung Welirang. Ketiganya mempunyai sensasi dan keasyikan yang berbeda.

1. Jalur Tretes. 

Jalur Tretes merupakan jalur yang paling sering digunakan oleh para pendaki. Rutenya, dari Surabaya, Anda bisa menggunakan bus umum turun di terminal Pandaan. Dari terminal Pandaan, Anda bisa naik mobil (biasanya L300) menuju jurusan Tretes. 

Di Tretes pendakian dimulai dari pos pendakian, Pet Bocor, Kokopan, kemudian Pondokan. Dari Pondokan ini ambil jalur yang ke kanan. Dari Pondokan ke puncak Gunung Welirang bisa ditempuh dalam waktu 3 sampai 4 jam. 

Jika melalui jalur ini, Anda bisa singgah ke Kakek Bodo, sebuah air terjun yang indah dengan kolam berbatu besar di bawahnya.

2. Jalur Wonosari. 

Jika ingin melalui jalur ini, dari Surabaya Anda tidak perlu turun di terminal Pandaan, terus saja mengikuti bus ke arah Malang dan turun di pasar Lawang. 

Dari pasar Lawang, lanjutkan perjalanan ke Wonosari, Oro-oro Ombo, Alas Lali Jiwo, kemudian menyusuri jalan setapak menuju puncak Gunung Welirang. Kebun teh yang asri serta suasana hutan yang alami bisa Anda nikmati di jalur ini.

Jalur Batu. Jalur ini biasa disebut jalur selatan. Dari Kediri, Anda bisa naik mini bus ke Malang turun di Kota Batu kemudian menuju Selecta dan terakhir di desa Kebonsari. Sekitar 5 sampai 6 jam dari Kebon Sari, Anda akan sampai ke pegunungan diantara Gunung Welirang dan Gunung Arjuno. 

Ambil arah yang ke kiri. Satu sampai dua jam menyusuri jalan setapak, Anda akan sampai ke puncak. Di tengah perjalanan, Anda bisa mampir ke pemandian air hangat yang bernama Cangar, atau sebelum itu bisa singgah dahulu ke Selecta dan menikmati bunga-bunga yang indah.

Posting Komentar untuk " Energi Tersembunyi dari Gunung Welirang"