Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menjaga Kualitas Air Agar Tetap Layak

Menjaga Kualitas Air Agar Tetap Layak

Bagaimana kualitas air yang sehari-hari Anda konsumsi? Air merupakan hal paling umum dan banyak yang ditemukan di bumi dan terdapat dalam bentuk cair, es, salju atau hujan. Terdapat hampir di semua tempat dalam berbagai bentuk dan menutupi sekitar 70% permukaan bumi. Air sama dengan kehidupan. Tanpa air, tidak ada kehidupan.

Air sangat penting memegang peranan dalam kehidupan manusia. Tiga perempat tubuh manusia terdiri atas air. Kualitas air pun menentukan kehidupan kita. Setiap molekul air terbentuk dari 2 atom hidrogen dan 1 atom oksigen. Air adalah senyawa dari dua gas ini, tetapi sifatnya tidak sama dengan kedua unsur tersebut, yaitu oksigen dan hidrogen.

Air umumnya ditemukan ditemukan dalam bentuk cair, tetapi banyak juga air yang terdapat dalam bentuk salju dan es. Sebagian kecil air terdapat di atmosfer dalam bentuk uap air. Air dapat menguap pada temperatur berapapun di atas titik beku (0 derajat Celcius). Pada 100 derajat Celcius atau saat air mendidih maka air berubah dari cair ke gas. 

Dalam bentuk gas sampai bentuk airnya tidak terlihat. Air adalah substansi yang unik. Air memuai ketika membeku. Oleh sebab itu, pipa air sering bocor di musim dingin yang ekstrem. Es mengembang pada permukaan air karena dalam bentuk es dan salju, tidak begitu padat dibanding air.

Air di bumi ini terus bergerak mengikuti jalur daur raksasa yang disebut daur hidrologi. Air yang jatuh sebagai hujan meresap ke dalam tanah dan diserap oleh tumbuhan atau mendirus membentuk aliran sungai. Air  melarutkan banyak substansi lain dengan mudah dan sebab itu, air berfungsi sebagai pelarut yang baik.

Air juga mempunyai daya apung karena tekanan ke atas dari air. Peredaran air alami dalam atmosfer disebut siklus air. Air menguap dari permukaan bumi ke atmosfer.

Pencemaran Kualitas Air

Air sangat penting bagi setiap makhluk hidup. Namun, air sering dicemari oleh limbah rumah tangga dan industri, kotoran hewan dan manusia, atau bahan kimia dan pupuk yang mudah larut. 

Air dinyatakan tercemar bila jumlah atau jenis bahan-bahan yang terlarut di dalamnya dapat merugikan kesehatan manusia, hewan dan tumbuhan atau merusak lingkungan.

Kualitas air yang bersih adalah sumber daya yang langka dan berharga. Banyak negara yang tidak memperoleh curah hujan secara teratur, sehingga kualitas air yang ada tidak memadai untuk berbagai keperluan.

Di negara berkembang, sumur dan sungai kadang-kadang tidak mampu memenuhi kebutuhan populasi manusia yang kian bertambah. Selain itu, air yang tersedia pun sudah tercemari oleh limbah. Sungai dan tanah telah digunakan sejak dulu sebagai tempat pembuangan limbah. 

Sungai yang beraliran deras dan cepat mengangkut sampah dan limbah-limbah dari pemukiman penduduk dan mengantarkannya ke laut, ketika proses pelapukan alami mengurai semua limbah tersebut.

Namun jika perairan mengalir terlalu lambat atau ditimbuni tumpukan sampah yang banyak, proses pelapukan alami tidak mampu menguraikan semua sampah.  Maka, terciptakan perairan yang tercemar dan mengandung banyak bibit penyakit. 

Perairan juga dapat dikotori oleh tumpahan minyak dan sisa bahan kimia  dari pabrik yang sulit ditangani oleh proses pelapukan alami. 

Perairan juga dapat tercemar bila mengandung terlalu banyak zat hara. Sampah, kotoran hewan, dan pupuk dapat membinasakan hampir semua bentuk kehidupan disungai. Bahan-bahan buangan ini memperkaya air dengan materi sampah organik. Bakteri di sungai mengurai mereka menjadi zat hara.

Zat hara memicu pembiakan tumbuhan air seperti ganggang. Ketika mereka pun mati, mereka menambah materi muatan sampah organik di dalam air. Bakteri memakai terlalu banyak oksigen untuk mengurai bahan sampah, sehingga ikan-ikan pun sulit bernafas dan akhirnya mati.

Kualitas air biasanya menunjukan mutu untuk keperluan tertentu sedangkan kuantitas menunjukan berkenaan masa atau jumlah air yang tersedia. 

Air bersih dan layak pakai dibutuhkan oleh manusia guna melakukan segala keperluan terutama untuk minum, sehingga perlu diketahui bagaimana seharusnya air bersih dan layak secara kualitas dan dapat digunakan dalam kuantitas yang cukup.

Khusus untuk faktor kualitas air, ada syarat yang harus dilalui untuk bisa air tersebut berkualitas, salah satunya kualitas fisik yaitu tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna. Kimia yang meliputi pH air, kesadahan dan kualitas biologi yaitu air yang terbebas dari mikroorganisme sumber penyakit.

Kualitas Air Layak Pakai

Menjaga Kualitas Air Agar Tetap Layak

Standar kualitas air yang dikonsumsi untuk kebutuhan manusia haruslah air yang tidak tercemar limbah dan memenuhi persyaratan secara fisika, kimia, dan biologis. Secara fisika, air yang berkualitas haruslah memenuhi persyaratan sebagai berikut:

Jernih, air keruh umumnya disebabkan adanya partikel koloid dari tanah. Jika semakin banyak kandungan koloid yang terlarut maka air semakin keruh.

Tidak berwarna, kualitas air yang bagus haruslah tidak mengandung warna, sebab jika mengandung warna berarti ada materi lain yang larut dalam air.

Tidak berasa, air yang berkualitas haruslah tidak mengandung rasa seperti asam, manis, asin, dan sebagainya. Rasa asin berarti menandakan air tersebut mengandung mineral garam, bila terasa asam diakibatkan adanya asam organik atau asam anorganik.

Tidak berbau, bila air dicium mengandung bau, air tersebut mengandung bahan organik yang sedang diuraikan oleh mikroorganisme di dalam air tersebut.

Temperatur normal, suhu air akan lebih baik normal tidak panas supaya tidak terkontaminasi zat kimia yang ada pada saluran pipa, atau sebaliknya air yang dingin sekali.

Persyaratan Secara Kimia

Air yang akan dikonsumsi kandungan zat atau mineral yang ada di dalamnya bermanfaat dan jauh dari zat beracun.

pH (derajat keasaman), ini penting dalam proses penjernihan air sebab keasaman kebanyakan berasal dari gas yang terlarut dalam air seperti karbondioksida. 

Kesadahan, untuk kesadahan terbagi dua macam yaitu kesadahan sementara dan kesadahan non karbonat (permantara). 

Kesadahan sementara diakibatkan adanya keberadaan kalsium dan magnesium bikarbonat yang dihilangkan dengan cara air dipanaskan sampai mendidih atau dengan cara menambahkan kapur dalam larutan air. 

Sedangkan kesadahan non karbonat (permanen) dikarenakan adanya sulfat dan karbonat, klorida dan nitrat yang berasal dari magnesium dan kalsium di samping Besi dan Aluminium. 

Besi,  jika air yang terlalu banyak mengandung zat besi maka akan air berwarna kuning rasa logam besi dalam air, sampai menyebabkan korosi pada bahan yang terbuat dari logam metal.

Aluminium, air terlalu banyak mengandung kalsium menimbulkan rasa air yang tidak enak jika dikonsumsi. 

Zat organik, campuran zat organik yang  berupa unsur hara makanan ataupun sumber energi lainnya bagi kehidupan organisme di air. 

Sulfat, kandungan sulfat yang terlalu banyak dapat menyebabkan kerak air yang keras, ini dapat dilihat dari alat pemanas air (panci/teko) selain menyebabkan bau dan korosi pada pipa.

Nitrat dan nitrit, terkontaminasi air dari nitrat dan nitrit berasal dari tanah dan tanaman. 

Chloride, dalam takaran yang tidak berlebihan/cukup, aman untuk dikonsumsi manusia.

Zink atau Zn, dalam batas-batas tertentu Zinc aman dikonsumsi bahkan dibutuhkan terutama bagi pertumbuhan anak. Tapi, jika berlebih dapat menyebabkan rasa pahit.

Persyaratan secara Mikrobiologis

  • Bebas dari bakteri patogen (Salmonella typhi, Vibrio cholera dan sebagainya).
  • Bebas dari bakteri non patogen (Actinomycetes, Phytoplankton dan sebagainya).

Menanggulangi Krisis Air

Untuk mengatasi ketersediaan kualitas air yang baik diperlukan banyak cara di antaranya rehabilitasi kembali lingkungan yang rusak, penyelamatan sumber-sumber utama mata air. Cara ini harus dilakukan secara terus-menerus, bersama-sama dan terintegrasi. 

Penyelamatan lingkungan ini dapat dimulai dari:

  • Mengkampanyekan  hemat air dimulai dari pribadi dan rumah tangga.
  • Mengampanyekan arti pentingnya pohon bagi resapan air, sehingga timbul kesadaran untuk menanam pohon.
  • Reboisasi lahan, mengembalikan fungsi hutan dan daerah aliran sungai (DAS).
  • Perlunya manajemen pemanfaatan air hujan, cara ini bisa dilakukan dengan membangun situ, embung atau waduk, sehingga dapat dimanfaatkan pada saat musim kemarau.
  • Membuat sumur resapan dan lubang biopori.
  • Mencegah terjadinya pencemaran air yang berasal dari limbah rumah tangga, industri, pertanian dan sebagainya.
  • Mulai mengembangkan teknologi (desalinasi) pengolahan air asin (laut) menjadi air tawar yang bisa dikonsumsi. 

Semua hal di atas mesti dilakukan secara terintegrasi, bersama-sama pemegang kebijakan dan masyarakat agar kualitas air yang ada tetap terjaga dan baik.

Posting Komentar untuk " Menjaga Kualitas Air Agar Tetap Layak"