Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mencermati Terobosan Amdal Perusahaan

amdal
credit:instagram@environesia

Relasi perusahaan dan lingkungan adalah kajian menarik yang tak pernah berhenti, termasuk di dalamnya analisis mengenai dampak lingkungan atau amdal perusahaan. 

Menilik dari sudut pandang sejarah yang dihiasi keberingasan dalam eksploitasi alam (juga manusia) membuat manusia tercengang ketika alam memberontak. Banjir, tsunami, cuaca ekstrem, dan lainnya merupakan rupa alam yang murka pada ulah manusia. Tak terkecuali perilaku ekonominya.

Perilaku ekonomi yang terkenal ialah perusahaan. Entitas bisnis yang melekat padanya membuat hasrat ekonomi (untung rugi) menjadi motivator nomor satu.

Hal ini pernah ditegaskan oleh doktrin Milton Friedman, bahwa perusahaan tidak bertanggung jawab kepada stakeholder (lingkungan terkait) tapi hanya kepada shareholder (pemegang saham). 

Sungguh betapa sempit pandangan ini sehingga bergeser pada kedinamisan perusahaan untuk menyelaraskan profit (laba) dengan planet (lingkungan).

Kasus Amdal Mencengangkan!

Amdal dimaknai publik sebagai kajian untuk mengurangi atau meniadakan dampak dari perilaku bisnis perusahaan terhadap lingkungan. Namun, perusahaan seringkali memandangnya dengan kacamata kuda: untung rugi, menang kalah, lolos tidak, dan seterusnya. Sehingga kongkalikong sering mewarnai kajian amdal.

Beberapa kasus berikut menunjukkan betapa dahsyatnya laju perusakan lingkungan.

1. British Petroleum (BP) 

Kejadian ini berlangsung baru-baru ini. Perusahaan asal Inggris ini menumpahkan minyaknya di laut Amerika Serikat (AS). Akibatnya, penduduk sekitar kehilangan mata pencaharian. Biota laut mati terkapar racun minyak. Obama murka. BP dituntut mengganti semua kerugian akibat aktivitasnya yang merugikan AS.

2. Lumpur Lapindo

Silang sengkarut masalah ini masih sengit hingga sekarang. Sebagian ilmuwan mengatakan ini akibat aktivitas pemboran Lapindo, kelompok lain menyebut akibat gempa bumi. 

Namun yang pasti, warga Sidoarjo telah menjadi korban keganasan lumpur ini. Bukan saja kehidupan ekonomi yang direnggut, tapi juga sosial, budaya, dan seterusnya.

Terobosan

Jika Anda sempat melihat film Blood Diamond yang dimainkan apik oleh Leonardo DiCaprio, di situ jelas terlihat amdal bukan menyangkut urusan lingkungan saja, tapi juga urusan perut. Pertikaian sosial terjadi tanpa henti karena merebutkan kekayaan alam.

Istilahnya, meributkan pepesan kosong. Karena pada hakikatnya, kekayaan alam itu telah dikelola oleh perusahaan. Bagaimana menerapkan terobosan baru?

Entitas sosial

Betul, perusahaan bukan saja entitas bisnis melainkan juga entitas sosial. Sebabnya perusahaan memiliki tanggung jawab sosial, jauh dari sekadar CSR (Corporate Social Responsibility). 

Tapi ini datang dari core competencies (inti bisnis) perusahaan tersebut yang tercermin dari segala aktivitas yang meliputinya, seperti pelayanan, pembuatan produk, visi, tujuan, dan sebagainya.

CSR kontinyu

Corporate social responsibility menjadi pelipur lara bagi warga yang hak lingkungannya diambil. Namun, pengelolaan CSR ini mesti serius. Tidak hanya saweran uang, melainkan pemberdayaan yang berkelanjutan, seperti pendidikan, kesehatan, budaya, dan sebagainya.

Integritas

Jadilah perusahaan yang berintegritas. Jauh dari kesan suap-menyuap dan sogok-menyogok. Jujurlah ketika membuat amdal. Jika memang tidak layak, lebih baik legowo untuk mengatakan “Kami tidak akan membuat aktivitas bisnis di sini”. Sebuah integritas yang menjadi dambaan publik.

Posting Komentar untuk " Mencermati Terobosan Amdal Perusahaan"