Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Gempa Bumi Tektonik, Penyebab dan Dampaknya Bagi Manusia

Gempa Bumi Tektonik, Penyebab dan Dampaknya Bagi Manusia

Gempa, begitu sering kita mendengar terjadinya gempa di negara kita, terutama karena Indonesia berada di lempengan terbesar di dunia yang berisiko besar sering terjadinya gempa. Namun apa sebetulnya yang dimaksud dengan gempa bumi itu?

Gempa bumi adalah suatu getaran yang terjadi pada permukaan bumi yang disebabkan oleh adanya pelepasan energi bumi, sehingga menciptakan terjadinya gelombang yang disebut dengan gelombang seismik.

Mengingat fenomena gempa bumi terutama gempa bumi tektonik masih sangat sering terjadi di sekitar kita, maka bermunculanlah artikel gempa bumi tektonik yang memberikan informasi penting mengenai apa, mengapa dan bagaimana cara terbaik agar bisa berhadapan dengan gempa bumi itu. 

Jenis Gempa Bumi

Gempa yang terjadi di bumi, tidaklah disebabkan oleh satu sebab tunggal, namun ada banyak penyebab yang bisa mengakibatkan gempa pada permukaan bumi. Jenis-jenis gempa itu adalah sebagai berikut :

1. Gempa Bumi Tektonik

Sesuai dengan namanya, maka gempa ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yakni aktifitas lempengan di perut bumi. Lempengan bergeser atau bertumbukan satu sama lain yang menyebabkan getaran. 

Gempa bumi tektonik, sudah banyak memakan korban baik korban manusia, makhluk hidup dan kerusakan infrastruktur di wilayah yang terkena gempa.

2. Gempa Bumi Tumbukan

Gempa bumi satu ini disebabkan oleh adanya tumbukan benda luar angkasa terhadap bumi seperti meteorit atau asteroid. Tidak perlu khawatir, karena jenis gempa yang satu ini jarang terjadi.

3. Gempa Bumi Runtuhan

Gempa bumi ini disebabkan oleh adanya runtuhan yang terjadi pada daerah tebing, pertambangan atau daerah yang runtuh lainnya. Gempa ini juga sangat jarang terjadi dan tidak memberikan dampak yang nyata karena getaran yang bersifat lokal sehingga jarang menimbulkan korban dan mengakibatkan kerugian.

4. Gempa Bumi Buatan

Gempa bumi juga bisa disebabkan oleh adanya aktivitas manusia terutama terkait pengembangan teknologi yang dilakukannya. Gempa bisa terjadi karena adanya peledakan dinamit, peledakan nuklir atau aktivitas manusia lainnya yang berskala besar dan kuat.

5. Gempa Bumi Vulkanik

Gempa bumi vulkanik terjadi karena adanya aktivitas magma di dalam perut gunung berapi. Biasanya aktivitas kegempaan akan semakin aktif , ketika menjelang letusan gunung berapi. 

Itulah mengapa, intensitas gempa sangatlah penting diperhatikan dan diawasi ketika gunung berapi memperlihatkan tanda-tanda untuk meletus. Semakin sering gempa terjadi, maka kemungkinan gunung untuk meletus semakin besar.

Gempa Bumi Tektonik

gempa-bumi-tektonik

Gempa bumi tektonik disebabkan oleh adanya pergerakan lempeng bumi yang sangat besar. Lempengan ini berfungsi untuk menopang permukaan bumi. Pergerakan lempeng ini juga bisa menyebabkan terjadinya erupsi atau letusan pada gunung berapi.

Gempa bumi merupakan getaran di permukaan bumi yang diakibatkan oleh adanya gemuruh lempengan bumi yang menyalurkan gelombang kejut melalui tanah. Gemuruh dan gesekan itu akan menghasilkan energi dan gaya kuat yang mengakibatkan getaran sangat kuat di bebatuan.

Setiap tahunnya, telah terjadi begitu banyak gempa. Setidaknya ada 1 juta kali gempa bumi terjadi di dunia. Banyak sekali bukan? Tapi itulah kenyataannya, bumi kita sangatlah aktif bergerak yang memungkinkan terjadi tumbukan satu sama lain antara lempengan bumi.

Namun, sebagian besar gempa yang terjadi berskala kecil dan tidak terasa oleh manusia. Dan ada pula gempa yang berskala besar dan menyebabkan bencana. Bahkan tidak jarang bisa kita saksikan, begitu banyak korban jiwa dan kerusakan materiil diakibatkan oleh gempa yang berskala sangat besar.

Gempa yang terjadi karena begitu besarnya tenaga yang dihasilkan dikarenakan adanya tekanan yang besar antar lempeng di permukaan bumi. Gempa bumi tektonik adalah jenis gempa yang paling sering dirasakan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

Gempa lainnya seperti gempa vulkanik masih sangat jarang dirasakan, kalaupun berintensitas cukup tinggi namun skala gempa masih sangat kecil sehingga nyaris tidak dirasakan oleh masyarakat. Gempa vulkanik ini terjadi karena adanya aktivitas gunung berapi, yang biasanya selalu diikuti oleh adanya letusan atau erupsi gunung berapi.

Di beberapa tempat, gempa bumi sering terjadi. Namun di daerah lain, tidak pernah terjadi gempa sama sekali. Hal ini disebabkan aktivitas yang dahsyat terpusat di daerah yang terdapat lempeng bumi yang saling bertabrakan satu sama lain atau terbelah. 

Kekuatan gempa diukur dalam satuan skala richter sesuai dengan tokoh yang menemukannya yaitu Charles Richter pada tahun 1935.

Sedangkan alat yang digunakan untuk mengukur gempa disebut seismograf. Gempa bumi berskala kecil, yakni berkekuatan dibawah 3 skala richter tidak terlihat dan tidak dirasakan oleh manusia. 

Gempa bumi yang berskala besar, yakni jika diatas 5 skala richter dapat sangat berbahaya merusak, dan menghancurkan. Sampai saat ini, gempa bumi terbesar mempunyai kekuatan 9 skala Richter. Sementara intensitas gempa bumi diukur dalam skala Mercalli.

Beberapa Kejadian Gempa Bumi di Dunia

gempa-aceh-2004

Gempa bumi yang terjadi di daerah Himalaya, Uttar Pradesh pada tahun 1991 yang berkekuatan 6,1 skala richter, menewaskan 1000 orang serta mengakibatkan kerusakan materil yang sangat besar.

Gempa bumi juga bisa terjadi di dasar laut atau samudera yang dapat mengakibatkan timbulnya gelombang tsunami. Seperti yang pernah terjadi di Indonesia, gempa bumi di Samudera Hindia dekat Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam pada tahun 2005 telah menimbulkan gelombang tsunami yang menelan korban jiwa sebanyak 120.000 orang.

Pada bulan April 2012, terjadi gempa bumi di Sumatera dengan kekuatan 8,6 skala richter. Tidak hanya dirasakan di sekitar pulau Sumatera, namun efek gempa juga terasa hingga ke India.

Pada Bulan Maret, 2011, gempa juga menimpa negeri Sakura, Jepang. Titik pusat gempa atau episentrum gempa berjarak 373 km dari ibukota, Tokyo. Gempa ini berkekuatan 9 skala richter. Karena skala yang besar dan pusat gempa yang dangkal maka gempa ini pun menyebabkan tsunami.

Gempa bumi kembali menimpa ibu pertiwi, tepatnya terjadi di pulau Mentawai yang terjadi pada bulan Oktober 2010. Kali ini gempa berkekuatan cukup besar yakni 7,2 skala richter. Korban yang meninggal pun cukup banyak, yakni 156 orang. Gempa ini juga kemudian tidak lama diikuti oleh gelombang tsunami.

Gempa terjadi di Aceh, pada bulan April 2010. Pusat gempa terletak sekitar 30 km dari Sinabang. Gempa ini tidak menimbulkan tsunami meskipun kekuatan gempa 7,2 skala richter. Meski begitu, kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa cukup banyak.

Gempa bumi Chili juga menyisakan duka yang mendalam bagi masyarakat dunia. Gempa yang terjadi pada bulan Februari 2010 menelan korban 432 orang. Gempa yang berkekuatan 8,8 skala richter ini juga mengakibatkan tsunami pada beberapa negara di Samudera Pasifik, namun bukanlah tsunami yang besar.

Gempa bumi yang besar juga terjadi di Haiti, pada bulan Januari 2010. Dampak yang ditimbulkan oleh gempa berkekuatan 7 skala richter itu sangatlah banyak, terutama banyak korban yang menderita. 230.000 orang dilaporkan meninggal dunia dan lebih dari 1 juta warga kehilangan rumah karena kedahsyatan gempa yang meluluhlantakkan infrastruktur di Haiti.

Demikian uraian singkat tentang Gempa Bumi Tektonik, Penyebab dan Dampaknya Bagi Manusia. Semoga uraian di atas berguna dan bermanfaat untuk Anda.

Posting Komentar untuk " Gempa Bumi Tektonik, Penyebab dan Dampaknya Bagi Manusia"