Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tujuh Sumber Energi Alternatif Selain Energi Fosil

Tujuh Sumber Energi Alternatif Selain Energi Fosil

Semenjak energi fosil menjadi primadona, dunia seolah termanjakan untuk selalu mencari tambang baru untuk mengeruk kekayaan minyak dan batubara. Sebab, sampai saat ini, kedua hasil tambang tersebut menjadi tumpuan utama pembangkit energi.

Penyulingan minyak bumi, misalnya, memberikan beraneka produk yang menjanjikan dari sisi ekonomi. Ada yang dipakai sebagai bahan bakar kendaraan bermotor, hingga membangkitkan mesin pembangkit listrik. Sampai ampasnya pun bisa dipakai untuk membuat jalan mulus dalam bentuk aspal.

Diperkirakan, 95 persen energi di Indonesia masih memanfaatkan energi fosil. Perlu dipahami, sumber tenaga ini mungkin akan habis atau berkurang drastis untuk masa 50 tahun ke depan secara global.

Artinya, bila negara ini tidak segera mencari energi alternatif yang terbarukan, bisa-bisa terjadi ketimpangan energi di tanah air. Efeknya bakal seperti domino. 

Industri akan banyak yang gulung tikar, pengangguran di mana-mana, kendaraan bermotor tidak bisa jalan, dan sebagainya di saat pasokan sumber energi jumlahnya tidak bisa mengimbangi permintaan.

Energi yang berasal dari fosil ini juga telah menimbulkan masalah bagi lingkungan. Dampak yang sudah bisa dirasakan saat ini adalah efek rumah kaca. Kadar gas karbondioksida yang ada di udara, menghalangi permukaan bumi dalam memantulkan kembali sinar ultraviolet keluar atmosfer.

Akibatnya, temperatur bumi makin panas dan menimbulkan efek samping yang merembet ke mana-mana. Es di kutub mencair drastis yang menyebabkan permukaan air laut meningkat, terjadinya mutasi virus penyebab penyakit, dan sebagainya. 

Untuk itulah bila ramai dibicarakan tentang energi alternatif, hal tersebut adalah suatu kewajaran. Pasalnya, energi alternatif dipandang lebih ramah lingkungan. Jumlahnya sangat banyak dan sebagian bisa terbarukan. 

Berikut ini beberapa contoh energi alternatif yang dapat dijadikan solusi pengganti energi fosil, yaitu:

1. Panas bumi

Tahukah Anda? Panas bumi yang berada di wilayah Indonesia jumlahnya mencapai kurang lebih 40 persen cadangan panas buni secara global. Diperkirakan angkanya mencapai 29.215 MW.

Bahkan, jumlah ini sebenarnya bila dikelola dengan maksimal akan mampu menjadikan Indonesia sebagai negara pengguna panas bumi terbesar di dunia.

Indonesia sendiri sudah memiliki beberapa pembangkit tenaga energi panas bumi yaitu di Gunung Salak dengan kapasitas 377 MW, Darajat 270 MW, Dieng 60 MW, Ulubelu 55 MW, Lahendong 80 MW, dan Lapangan Sibayak 12 MW.

Panas bumi terdiri dari sumber energi yang bisa terdapat dalam air panas, uap air, batuan, mineral, hingga gas lainnya yang menjadi pembentuk dari sebuah sistem panas bumi.

2. Biomassa

Energi yang muncul dengan jalan ini memiliki kandungan karbondioksida dalam jumlah nol. Sehingga, energi biomassa sangat ramah lingkungan. Sumber energi didapat dari limbah peternakan maupun pertanian.

Misalnya memanfaatkan serbuk gergaji, jerami, kotoran hewan, sampah organik, dan sebagainya. Dengan menggunakan peran bakteri dan cara tertentu, semua limbah tersebut menjadi kaya manfaat. Contohnya, gas yang muncul dari pembusukan limbah bisa digunakan sebagai biogas sebagai pengganti gas elpiji untuk memasak.

Pembusukan limbah yang memadat atau mencair dapat dimanfaatkan sebagai pupuk. Energi biomassa lainnya juga didapat dari tanaman yang belum menjadi limbah. Misalnya jarak, kelapa sawit, dan kedelai yang mampu diubah sebagai biodiesel untuk campuran solar.

Tanaman ubi kayu, jagung, dan sorgum bisa pula diubah menjadi bioethanol. Sehingga, biomassa adalah sumber energi alternatif yang keberadaannya bisa terbarukan. Stok bahan baku ini senantiasa bisa diusahakan keberadaannya.

3. Sinar Matahari

Sinar Matahari yang setiap hari terbit selama 12 jam, memiliki manfaat pula untuk dipakai sumber energi terbarukan. Hanya saja, kendala untuk membuat pembangkit tenaga surya adalah biaya lebih tinggi dibanding pembangkit berbahan fosil.

Di balik mahalnya infrastruktur yang diperlukan, pembangkit sinar Matahari masih sangat mungkin dikembangkan sebagai energi alternatif yang potensial.

Untuk wilayah Indonesia yang belum terjangkau oleh instalasi PLN, sebagian menggunakan pembangkit tenaga surya untuk memenuhi kebutuhan listrik. Secara potensi, wilayah Indonesia memiliki intensitas radiasi Matahari mencapai 4,8 kWh per meter persegi per hari.

4. Air

credit:instagram@cleanindonesia

Dalam posisi debit air yang kuat, air dapat dijadikan pembangkit listrik yang potensial untuk dikembangkan. Mulai dari aliran sungai, arus laut, hingga gelombang pasang surut ombak di laut bisa dimanipulasi untuk dijadikan sumber tenaga.

Air tersebut difungsikan untuk menggerakkan turbin pada generator listrik agar terjadi perubahan energi, dari energi gerak menjadi energi listrik. Energi yang muncul dengan jalan ini disebut hidroelektrik.

Pengembangan hidroelektrik saat ini mampu menyuplai kebutuhan energi hingga 19 persen di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri, Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) sudah dibangun di beberapa tempat. Contohnya adalah PLTA Gajah Mungkur dan PLTA Karangkates.

5. Angin

Pembangkit  tenaga angin sangat terkenal dikembangkan di Eropa. Sekitar 69 persen turbin yang digerakkan dengan angin ada di sana. Kemampuannya menghasilkan energi listrik mencapai 58.982 MW melalui ribuan turbin yang ada.

Hanya saja, masih satu persen penggunaan angin sebagai pembangkit listrik di seluruh dunia. Negara yang paling banyak memanfaatkan angin sebagai pembangkit adalah Jerman dengan mendominasi 32 persen kapasitas secara global. Dan, angin merupakan energi terbarukan seperti halnya sinar matahari yang tersedia melimpah setiap harinya.

6. Hidrogen

Hidrogen bisa dimanfaatkan dalam peralatan alat elektronika sebagai sumber tenaga. Zat ini dijadikan sel bahan bakar yang dapat diisi ulang tenaganya. Sel bahan bakar hidrogen menggabungkan reaksi dari okesigen dan hidrogen.

Uniknya, hasil akhir perpaduan zat tersebut berupa air murni dan tidak mencemari lingkungan. Selain itu, tenaga yang dihasilkan sangat aman karena tidak melibatkan proses pembakaran. Karena produk sel bahan bakar hidrogen masih terbatas, harganya pun masih melangit.

Satu tabung sel bahan bakar hidrogen bisa dibanderol hingga 3.000 Dollar AS. Distribusinya pun masih terbatas di negara-negara tertentu, seperti kanada dan Amerika Serikat. Untuk di Indonesia, bahan bakar hidrogen masih dalam tahap prototipe.

Pusat Penelitian Fisika Terapan LIPI sudah membuat sepeda motor konsep, dengan memakai hidrogen sebagai bahan bakarnya. Hidrogen adalah zat yang mesti diproduksi yaitu melalui elektrolisis H2O atau air. Kendala yang mungkin dihadapi adalah harga electrolyzer termasuk masih cukup mahal.

7. Nuklir

Dalam keadaan terkendali, reaksi nuklir dapat menghasilkan energi panas yang bisa dimanfaatkan sebagai pembangkit tenaga listrik. Sekalipun termasuk energi ramah lingkungan dibanding energi fosil, belum semua orang bisa menerima pembangkit listrik tenaga nuklir. 

Alasannya memang masuk akal, diantaranya:

  • Jika terjadi kebocoran, maka radiasi nuklir memiliki dampak yang luas terutama bagi kesehatan.
  • Radiasi tersebut bisa mempengaruhi mutasi genetik dalam tubuh hingga menimbulkan kematian dalam skala jarak yang luas.

Indonesia sendiri memiliki kandungan uranium dan plutonium yang melimpah. Kedua zat tersebut menjadi bahan baku untuk nuklir. Secara global, per Januari 2013 di 31 negara telah berdiri kurang lebih 390 reaktor nuklir.

Tujuh sumber energi tersebut sebenarnya dapat digunakan sedemikian rupa, walau memang masing-masing memiliki keterbatasan. Akan tetapi paling tidak tak selalu bertumpu pada energi fosil yang terbatas dan sulit mendapatkannya. 

Demikian ulasan tentang sumber energi alternatif selain energi fosil, semoga berguna dan bermanfaat.

Posting Komentar untuk " Tujuh Sumber Energi Alternatif Selain Energi Fosil"