Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bantaran Sungai Hilang, Banjir Pun Datang

Bantaran Sungai Hilang, Banjir Pun Datang
credit:instagram@radarjogja

Ketika masih duduk di bangku Sekolah Dasar, kita mendapatkan pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Salah satunya membahas tentang sungai. Bapak atau ibu guru kerap mengingatkan bahwa sungai sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia.

Oleh karena itu, kita harus mampu memelihara dan menjaga kebersihan sungai. Jika sungai mengecil atau alirannya tersendat, akan mengakibatkan banjir. Ah, kita sudah paham dengan hal tersebut.

Kawasan Steril

Tapi mengapa, sebagian sungai-sungai di Indonesia, terutama di pulau Jawa tak terurus? Lihatlah lebar sungai yang makin mengecil dari hulu ke hilir. Bantaran sungai yang seharusnya bersih dari jamahan manusia, justru semakin menyempit.

Bantaran sungai merupakan satu kawasan yang harus steril dari benda-benda tidak layak, yang berpotensi mengganggu aliran air. Ia berfungsi sebagai pendukung utama ekosistem sungai, serta menjaga kelancaran arus air dan harus berupa ruang terbuka hijau.

Lihatlah sungai Ciliwung yang membentang dari Bogor menuju Jakarta. Di hulunya, sungai itu masih sangat lebar dengan arus yang amat lancar dan berair jernih. Tapi di bagian hilir, khususnya di wilayah Jakarta, lebar Ciliwung tidak sampai setengahnya.

Bahkan, bantaran sungai yang seharusnya terdiri atas ekosistem pendukung sungai, tak tampak lagi. Yang ada adalah bangunan-banguan resmi dan liar, yang justru mengganggu sungai. Masih banyak sungai sejenis Ciliwung yang sudah kehilangan bantaran. Sudah pasti, ancaman banjir akan selalu datang ketika debit air naik.

Simaklah apa akibatnya jika bantaran sungai hilang:

  • Kemampuan sungai akan berkurang dalam mengendalikan air, sehingga mudah terjadi banjir.
  • Daya serap sekitar sungai terhadap air berkurang drastis, sehingga lebih banyak air yang mengalir di permukaan. Lagi-lagi dampaknya adalah banjir, ketika terjadi over kapasitas.
  • Bangunan di sekitar sungai juga menghilangkan daya serap tanah terhadap air hujan, sehingga air langsung mengalir ke sungai. Padahal, sungai tidak sanggup lagi menampungnya.

Sedangkan lenyapnya kawasan hijau dan tumbuhan di sekitar sungai akan berakibat pada:

  • Naiknya suhu air, sehingga mempercepat pertumbuhan tumbuhan merugikan seperti alga.
  • Lingkungannya disukai oleh patogen atau makhluk hidup yang merugikan.
  • Menimbulkan bau.

Hal-hal tersebut sudah berulang kali diingatkan oleh para pakar, LSM peduli lingkungan, dan bapak ibu guru kita di SD, SMP atau SMU.

Harus Lebih Lebar

Melihat berbagai kerugian tersebut, maka mau tidak mau bantaran sungai dengan kawasan terbuka hijaunya harus dipertahankan. Fungsinya sangat vital dan berpengaruh besar terhadap kelangsungan hidup manusia. 

Berbagai penelitian menyebutkan, semakin lebarnya bantaran sungai akan berdampak kepada kian terlindunginya ekosistem sungai.

Lebar paling ideal adalah sekitar 30 meter. Sungai dengan bantaran selebar itu saat ini hanya ada di bagian hulu, yang masih dekat dengan pegunungan atau persawahan. 

Sedangkan sungai-sungai di kota dan kawasan padat pemukiman lainnya, nyaris tak ada sejengkal pun tanah yang berfungsi sebagai bantaran sungai.

Posting Komentar untuk " Bantaran Sungai Hilang, Banjir Pun Datang"